Kasih ibu memang sepanjang jalan, tapi benarkah hal ini menjadi pembenaran mom untuk selalu melindungi anak setiap saat dan setiap waktu. Mengajarkan anak tentang makna sakit dan jatuh akan membuatnya lebih menghargai makna bangkit dan berjuang.

Mungkin mom termasuk tipe orang tua yang selalu melindungi anak dari pengalaman tidak menyenangkan. Seperti jatuh, terbentur dan hal tidak menyenangkan lainnya. Awalnya ingin melindungi anak, tapi pada dasarnya hal ini justru berpengaruh negatif pada perkembangan psikis anak.

Lalu sejauh apa mom harus melindungi anak dan membiarkan anak bermain-main dengan rasa sakitnya?

Apa yang Perlu Mom Batasi?

Mom, boleh membiarkan anak untuk mengeksplor rasa sakit dan belajar dari kesalahannya, sampai batas yang tertentu. Misalnya saat ia belajar naik sepeda dan terjatuh, biarkan. Tahan diri untuk tidak segera menolong si kecil. Biarkan ia berproses dengan rasa sakit yang ia alami. Pengalaman ini akan membantu ia untuk belajar untuk tidak jatuh lagi. Ia akan belajar mengendalikan diri.

Nah, mom bisa berintervensi saat anak mulai melakukan hal yang berbahaya. Seperti bermain peralatan listrik. Atau membahayakan dirinya dengan bermain di tengah jalan raya.

Apa yang Perlu Mom Lakukan?

Well, untuk membuat anak berkembang positif dan menghargai setiap proses hidup. Coba fasilitasi anak dengan membiarkan anak mengeksplor lingkungannya. Mengenal hal yang berbahaya baginya. Membiarkan dia menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Lihat dari jauh, percaya dengan kemampuan anak.

Dengan demikian mom akan mengetahui kemampuan anak dan ia akan menghargai arti berjuang dengan sebenarnya. Dengan demikian ia akan belajar untuk mengetahui konsekuensi dari perbuatan salah dan cerobohnya. Dampingi dan pahami, bahwa setiap anak memiliki cara sendiri untuk menghadapi masalah.