Deja vu adalah suatu kejadian dimana kita yakin bahwa kita sedang mengalami atau menyaksikan suatu kejadian yang sebelumnya pernah terjadi. Kita merasa bahwa kejadian yang baru saja terjadi ini sudah pernah terjadi sebelumnya, atau bisa juga disebut kilas balik atau flashback. Padahal sesungguhnya hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Deja vu sendiri berasal dari bahasa Perancis déjà vu yang artinya pernah melihat. Deja vu memiliki karakteristik yang tidak terduga, artinya ia (gambaran akan suatu kejadian yang kita yakini pernah lihat atau alami sebelumnya) bisa muncul kapan saja tanpa ada yang bisa memprediksi. Selain itu hampir 80% orang dewasa pernah mengalaminya sendiri.
Mekanisme terjadinya deja vu sendiri sampai saat ini masih menjadi misteri dan belum dapat terpecahkan. Sangatlah sulit untuk bisa meneliti deja vu di dalam laboratorium, sehingga faktor penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Para peneliti masih mencurigai adanya kemungkinan keterkaitan deja vu dengan sistem penyimpanan memori.
Bagian otak yang dipelajari adalah lobus temporal, dimana bagian tersebut berperan dalam membuat dan menyimpan memori. Selain itu juga bagian lobus temporal juga berperan dalam proses pengenalan dan kemiripan suatu objek, sehingga menyebabkan munculnya gambaran sesaat mengenai kejadian yang tampak pernah terjadi sebelumnya.
Lalu apakah deja vu dapat diatasi? Pada dasarnya, deja vu bukanlah penyakit atau kelainan tertentu, tetapi hanya sebuah fenomena yang tidak lazim. Akan tetapi deja vu tidaklah berbahaya, bahkan tidak perlu sampai berobat ke dokter. Karena sampai sekarangpun tidak ada pengobatan untuk mengobati atau mencegah terjadinya deja vu itu sendiri.