Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat setiap orang dituntut untuk mampu berbuat kepada sesamanya, baik itu perbuatan kecil maupun dalam hal yang begitu besar. Tapi tahukah anda bahwa hal tersebut tidak selalu saja dilakukan oleh orang-orang dewasa? Bagi anak-anak yang telah memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi tidak mustahil hal-hal yang bersifat sosial itu dapat dilakukan.
Mulai dari melakukan hal yang bersifat edukatif hingga yang bersifat penentangan terhadap suatu sistem tertentu. Pada kenyataannya tidak sedikit ternyata anak-anak dari berbagai belahan dunia sudah menginspirasi banyak warga negara dunia lainnya. Memang hal ini terdengar amat mengherankan, tapi berikut fakta anak kecil yang mampu menginspirasi dunia.
Anne Frank
Anne adalah seorang anak gadis yang menjadi korban serta saksi mata langsung dalam tragedi Holocaust, lebih dari 1,5 juta jiwa anak-anak melayang. Anne Frank yang menginspirasi dan dikenal dengan karya bukunya yang dibantu langsung oleh ayahnya Otto Frank dalam penerbitannya di tahun 1947.
Buku Anne yang menuliskan tentang cahaya sisi lain secara personal dari kejadian Holocaust tersebut, buku yang di tulis berdasarkan catatan hidup Anne di tahun 1942-1944 yang saat itu masih menginjak usia 13 tahun melewatkan 2 tahun hidupnya dengan sembunyi di Amsterdam.
Nkosi Johnson (Xolani Nkosi)
Lahir dalam keadaan yang telah mengidap penyakit mematikan yaitu HIV/AIDS, akibat tertular dari sang ibu. Nkosi yang telah di diagnosa positif mengidap virus HIV/AIDS yang mematikan tersebut saat berumur 3 tahun muncul dan mendapat sorotan media saat ia menolak untuk masuk sekolah.
Nkosi, anak kecil yang mampu menginspirasi dunia ini memilih untuk mendedikasikan hidupnya ketika berusia 7 tahun sebagai Advokat bagi korban penderita HIV/AIDS telah mengisnpirasi banyak orang dalam menyuarakan perjuangannya untuk menumbuhkan kesadaran serta perlakuan hak yang sama bagi para penderita HIV/AIDS.
Nkosi yang meninggal ketika usianya masih sangat muda yaitu 12 tahun kini telah menginspirasi banyak orang dengan dibangunnya sebuah Lembaga Nkosi Heaven yang di dedikasikan sebagai rumah bagi para penderita dan hidup bersama virus HIV/AIDS.
Ditemukan tahun 1944 Anne yang meninggal akibat penyakit tifus berada pada kamp konsentrasi Bergen-belsen di tahun 1945. Dalam catatan harian Anna tersebut masyarakat saat itu tidak hanya diajak untuk membuka mata tentang sisi akan sifat hitam dan putih manusia namun catatan itu juga menggambarkan bagaimana keadaan seorang anak yang berada dalam situasi seperti itu.
Adele Ann Taylor
Adele yang mendirikan sebuah perpustakaan mini di rumahnya kala ia masih berusia 13 tahun dengan nama Adeles Literacy Library (ALL). Ini adalah wujud keprihatinannya yang timbul karena melihat beberapa teman sekelasnya saat itu sangat kesulitan untuk membaca.
Kini perpustakaan mininya tersebut telah menjadi sebuah organisasi nirlaba dan telah mampu membantu 25 ribu lebih anak yang kesulitan dalam membaca, serta pengadaan dana beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi, dan amal pembangunan sekolah tenaga surya (Kenya), perbuatannya tersebut kini telah menginspirasi dunia.
Yash Gupta
Saat itu usianya baru 17 tahun, Yash Gupta harus menunggu seminggu resep dokter yang akan ia gunakan untuk mengganti kacamatanya yang rusak saat itu. Akibat terlalu lama menunggu Yash yang saat itu tidak sabar mencoba untuk mencari tahu di internet tentang anak-anak yang sama-sama mengalami kesulitan dalam melihat seperti dirinya.
Dalam pencariannya tersebut riset online mengungkapkan bahwa lebih dari 12 juta anak di dunia memerlukan kacamata seperti dirinya. Bersama dengan sebuah badan amal yang ia temui; Sight Learning, Yash Gupta hingga 2013 lalu telah menyumbangkan lebih dari 10 ribu kacamata bagi orang-orang di berbagai belahan dunia.